A. Pernapasan pada Cacing Tanah
Cacing atau vermes
memanfaatkan kulitnya untuk bernafas, karena diatas kulit terdapat lapisan
tipis yang disebut kutikula. Kutikula adalah selaput bening dan tipis yang
terdapat pada cacing tanah, kutikula ini selalu lembab dan basah. Melalui
selaput inilah cacing bernafas. Selaput bening ini menyebabkan udara dalam tanah
bisa masuk kepembuluh darah cacing, setelah masuk kepembuluh darah, udara
tersebut diedarkan ke seluruh tubuh. Dibawah permukaan kulitnya yang basah
tersebut, ternyata terdapat kapier-kapier darah. Melalui kapier ini, oksigen
berdisfusi masuk kedalam kulit, lalu ditangkap dan diedarkan oleh sistem
peredaran darah. Sebaliknya, karbondioksida yang terkandung dalam darah
dilepaskan dan berdisfusi keluar dari tubuh.
Organ pernafasan cacing menggunakan sistem
intergumenter yaitu dengan permukaan kulit di seluruh tubuhnya. Permukaan kulit
cacing senantiasa lembab karena lendir yang disekresikan pada lapisan kutikula.
Air merupakan medium untuk mengikat oksigen, oleh karena itu kondisi yang
lembab ini sangat penting dalam pengikatan oksigen dalam tanah.
Adanya perbedaan konsentrasi menyebabkan arus
aliran oksigen dalam tanah yang berdisfusi kedalam tubuh permukaan kulit.
Terdapat anyaman kapiler darah yang sangat padat tepatnya dibawah lapisan
kulit, yang akan mengikat oksigen yang masuk. Plasma darah cacing memiliki
pigmen haemoglobin yang akan mengikat oksigen, oksigen diedarkan keseluruh sel
tubuh dengan diikat oleh haemoglobin. Haemoglobin akan melepas oksigen masuk
kedalam sel tubuh.
B. Pernapasan pada Burung
Pada burung, tempat
berdifusinya udara pernapasan terjadi di paru-paru. Paru-paru burung berjumlah
sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi oleh tulang
rusuk.
Jalur pernapasan (masuknya udara ke dalam tubuh)
pada burung berturut-turut sebagai berikut :
- Dua pasang lobang hidung yang terdapat pada pangkal paruh sebelah atas dan pada langit-langit rongga mulut.
- Celah tekak yg terdapat pada dasar hulu kerongkongan atau faring yg menghubungkan rongga mulut dengan trakea.
- Trakea atau batang tenggorok yang panjang berbentuk pipa, dan disokong oleh cincin tulang rawan.
- Sepasang paru-paru berwarna merah muda yang terdapat dalam rongga dada. Meliputi bronkus kanan dan bronkus kiri yang merupakan cabang bagian akhir dari trakea. Dalam bronkus pada pangkal trakea terdapat sirink (siring) yang bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selapur dan dapat menimbulkan suara. Bronkus bercabang lagi menjadi mesobronkus dan dapat dibedakan lagi menjadi ventrobronkus dan dorsobronkus. Versobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus oleh banyak parabronkus (100 atau lebih). Parabronkus berupa tabung kecil. Di parabronkus bermuara banyak kapiler, sehingga memungkinkan udara berdifusi.
Source : www.sentra-edukasi.com
C. Pernapasan pada Reptil
Mekanisme pernapasan reptil
secara ringkas :
Fase Inspirasi – Otot tulang rusuk berkontraksi –> rongga dada membesar –> paru-paru mengembang –> O2 masuk melalui lubang hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang panjang –> bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.
Fase Ekspirasi – Otot tulang rusuk berelaksasi –> rongga dada mengecil –> paru-paru mengecil –> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang panjang –> anak tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.
Sumber: dosenbiologi.com
Fase Inspirasi – Otot tulang rusuk berkontraksi –> rongga dada membesar –> paru-paru mengembang –> O2 masuk melalui lubang hidung –> rongga mulut –> anak tekak –> trakea yang panjang –> bronkiolus dalam paru-paru –> O2 diangkut darah menuju seluruh tubuh.
Fase Ekspirasi – Otot tulang rusuk berelaksasi –> rongga dada mengecil –> paru-paru mengecil –> CO2 dari jaringan tubuh menuju jantung melalui darah –> paru-paru –> bronkiolus –> trakea yang panjang –> anak tekak –> rongga mulut –> lubang hidung.
Sumber: dosenbiologi.com
1 komentar:
Terima kasih informasinya
EmoticonEmoticon